Sabtu, 21 Maret 2015
HUKUM KONSERVASI ENERGI
Tenaga atau energi tak dapat diciptakan dan tak pula dapat dimusnahkan (neither
can be created nor be destroyed), sehingga senantiasa dalam kuantitas tetap
atau konstan, tapi dapat diubah dari satu bentuk energi ke satu atau lebih lain
bentuk energi dalam kuantitas total selalu setara. Panas atau bahang (heat)
adalah satu bentuk energi, sehingga dapat mengalami perubahan dari dan ke lain
bentuk energi dalam kuatitas setara.
Dalam suatu sistem terisolasi atau tertutup (isolated or closed system), kuantitas
energi adalah tetap. Jika ada suatu kuantitas energi dari luar sistem
ditambahkan ke atau diserap oleh sistem, maka kuantitas energi ditambahkan atau
diserap ini, dengan sendirinya adalah setara dengan perubahan energi internal
dan kerja terjadi (work done) dalam sistem. Perubahan dimaksud adalah perubahan
bersih energi (net change of energi), terlepas dari keberadaan kuantitas lain
energi diluar sistem yang digunakan sehingga memungkinan proses perubahan
berlangsung.
CONTOH PERPINDAHAN SECARA KONDUKSI
Konduksi
adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel.
Konduksi
adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
perantaranya. Pada hantaran kalor ini yang berpindah hanyalah energinya, tanpa
melibatkan partikel perantaranya, seperti hantaran kalor pada logam yang
dipanaskan dari satu ujung ke ujung lainnya. Saat ujung B dipanaskan, maka
ujung A, lama kelamaan akan mengalami pemanasan juga, hal tersebut dikarenakan
energi kalor yang menggetarkan molekul-molekul di ujung B turut menggetarkan
molekul-molekul yang ada disampingnya hingga mencapai titik A.
Sedang
besar laju aliran kalor dengan konduksi dirumuskan,
H = laju
aliran kalor (J/s atau watt)
Q =
kalor yang dipindahkan (joule)
t =
waktu (s)
k =
konduktivitas termal zat (W/mK)
A = luas
penampang melintang (m2)
∆t =
perubahan suhu (°C atau K)
l =
tebal penghantar (m)
Tabel
konduktivitas termal zat
(W/mK)
Bahan
|
k
|
Emas
|
300
|
Besi
|
80
|
Kaca
|
0.9
|
Kayu
|
0.1 –
0.2
|
Beton
|
0.9
|
Air
|
0.6
|
Udara
|
0.024
|
alumunium
|
240
|
Contoh
soal:
1. Besi
panjangnya 2 meter disambung dengan kuningan yang panjangnya 1 meter, keduanya
mempunyai luas penampang yang sama. Apabila suhu pada ujung besi adalah 500ºC
dan suhu pada ujung kuningan 350ºC. Bila koefisien konduksi termal kuningan
tiga kali koefisien termal besi,hitunglah suhu pada titik sambungan antara besi
dan kuningan!
Jawab:
Misalkan
suhu pada titik sambungan = T. maka
[k . A
∆T/L)] besi = [k . A ∆T/L)] kuningan
k . A
(500 - T) / 2 = 3 k A (T - 350)/ l
T=
2600/7= 371,4ºC
KERJA DALAM TERMODINAMIKA
Kerja
didefiniskan sebagai hasil kali faktor intensitas (gaya, tekanan, dan
lain-lain) dengan faktor kapasitas. Macam-macam kerja yang sering dipakai dalam
termodinamika adalah kerja mekanik, kerja listrik, kerja ekspansi, dan
lain-lain.
Pada
kerja ekspansi, jika terdapat perubahan volume Δ V dari sistem, maka kerja yang
akan dilakukan oleh sistem sama dengan P . Δ V, sehingga dW= P . dV. Pada gas,
usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi
volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan
dengan perubahan volumenya.
W
= p∆V= p(V2 – V1)
Terjadinya
perubahan tenaga secara simultan dalam sistem dan disertai kerja terhadap
sekelilingnya tersebut, akan timbul suatu sifat termodinamika yang disebut
entalpi dengan notasi H. Hubungan besaran dengan kerja dan energi adalah:
H = E + W
H = E + PV
ΔH = ΔE + Δ(PV)
Jika
pada tekanan tetap, maka Δ(PV) sama dengan P.ΔV dan ini merupakan jumlah kerja
yang dilakukan terhadap sekeliling oleh perubahan volume (ΔV). Jadi pada
tekanan tetap
ΔH
= E + P.ΔV
atau
ΔE = H - P.ΔV
Substitusi
persamaan ΔE = q – W ke persamaan tersebut, didapat:
ΔH
= q
Kenaikan
entalpi sama dengan panas yang diserap oleh sistem pada P tetap. Berdasarkan
hal ini H sering dinyatakan sebagai kandungan panas dari sistem. Jika panas
ditambahkan ke dalam sistem pada P tetap, maka sebagian besar dari panasnya
akan digunakan untuk menaikkan tenaga dalam sistem tersebut dan sisanya
digunakan untuk melakukan kerja terhadap sekitarnya.
Dalam
analisis termodinamika, perlu adanya suatu konsep yang disebut reversible
(reaksi termodinamika reversible). Walaupun di alam tidak mungkin ada proses
yang reversible, tetapi secara teoritis dan praktis artinya cukup penting.
Proses reversible adalah proses dimana kerja yang terjadi dilakukan oleh gaya
gerak yang hanya berbeda sangat kecil (invinitesimal) terhadap gaya yang
melawannya.
Kerja
yang dilakukan sistem akan semakin besar bila tekanan luar yang harus
dilawannya semakin besar. Kerja maksimum akan dilakukan sistem pada saat
tekanan kuar sedikit lebih kecil dari tekanan sistem (tekanan gas). Bila
tekanan luar sama dengan tekanan sistem maka tidak akan terjadi pengembangan
lagi, apabila tekanan luar lebih besar dari pada tekanan sistem, tentunya
sistem tidak akan melakukan kerja, justru akan dikenai kerja (terjadi
pemampatan). Jadi untuk proses reversible, dapat disimpulkan sebagai :
1.
Proses yang menghasilkan kerja berguna secara maksimal
2.
Proses yang setiap saat dapat dikembalikan ke keadaan semula hanya dengan
mengadakan sedikit perubahan kondisi luar
Jelas
bahwa konsep ini amat penting, proses reversible akan membatasi besar kerja
maksimum yang dapat dilakukan oleh suatu sistem.
Tanda
yang disetujui untuk transfer energi oleh kerja adalah:
1.
Kerja diberikan oleh sistem adalah positif
2.
Kerja diberikan pada sistem adalah negatif
Langganan:
Postingan (Atom)